Fraud IT

Dunia teknologi informasi sebagai bagian dari peradaban umat manusia tidak terlepas dari ciri dan kecenderungan sifat manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai macam latar belakang dan karakteristiknya memiliki bermacam kecenderungan. Apakah itu kecenderungan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Salah satu bentuk kecenderungan negatif dalam dunia IT adalah kecurangan/fraud IT.

Ada beberapa bentuk kecurangan yang kerapa kali kita temui, apakah itu yang secara langsung dan kita sadari, ataupun yang tidak kita ketahui sama sekali. Kecurangan yang ada sebut saja :

1.Tindak Penipuan/Kebohongan
Pernahkah anda mengalamai kejadian dimana anda merasa telah ditipu oleh orang lain. Sebagai contoh ketika anda membeli sebuah komponen hardware dengan harga yang sedikit bersaing (lebih murah) atau mungkin lebih mahal, namun ternyata barang yang anda beli sama sekali tidak pantas dihargai dengan haga tersebut, sebut saja barang tersebut telah di rekondisi.
Atau mungkin ketika anda membeli sebuah DVD bajakan sebuah aplikasi yang setelah dicoba proses instalasi ternyata baru merupakan versi trial atau software yang tidak dilengkapi dengan lisence key.
Dalam dunia IT istilah “orang makan orang” atau tindak penipuan itu sangat sering terjadi. Banyak sekali kasus dimana ketidaktahuan dan keawaman dieksploitasi sedemikian rupa untuk mendapat keuntungan yang berlipat.

2.Kecurangan pada saat service atau perakitan komponen komputer
Ilustrasi sederhananya seperti ini, si A membeli/merakit komputer di toko “B”. Setelah sedikit bertanya-tanya dan menyebutkan keinginan dan spesifikasi yang dia butuhkan, maka pihak toko memulai proses penginstalan dan perakitan komputernya.
Karena ketidaktahuan atau proses perakitan yang tidak diawasi secara langsung oleh si “A”, ternyata dia telah dicurangi. Komponen yang ada dalam komputernya diganti dengan spesifikasi yang jauh lebih jelek dari apa yang disepakati. Ada beberapa bagian yang tanpa sepengetahuannya sengaja diganti dengan yang berkualitas rendah dan harga yang lebih murah. Namun pada saat akhir si A masi tetap harus membayar sebanyak kesepakatan sesuai dengan spesifikasi awal yang dia sebutkan.
Ilustrasi pada saat service misalnya, si C yang mengeluhkan masalah dengan komputernya datang ke service “D”. Setelah diamati ternyata masalahnya hanyalah ada sebuah mur/baut yang longgar. Namun si tukang service berdalih bahwa kerusakannya berat, ada komponen yang harus diganti, butuh waktu lama dan segala macam. Tukang service mengatakan bahwa komponen tertenu rusak dan dia harus mengganti dengan barang second yang ada ditempatnya.
Singkat cerita, si C yang datang dengan kondisi awal dimana komputernya bermasalah mau membayar lebih asal komputernya benar kembali. Dan ternyata dia menemukan bahwa komputernya sudah kembali ke kondisi semula, dan diapun akhirnya membayar atas sesuatu yang pada dasarnya adalah kerugian buat dia.

3. Pembajakan
Pembajakan sering kali kita temui, dan bahkan kadang kita merupakan konsumen ataupun pelaku dari aksi kriminal tersebut. Sebut saja penggunaan system operasi, software aplikasi bajakan, dan lain sebagainya. Walaupun hal ini merupakan hal yang negatif namun kehadiranya kerap kali justru diharapkan, dan eksistensinya justru dipertahankan. Ini menjadi dilema tersendiri daalam dunia IT. Satu sisi sang creator sangat dirugikan atas pelanggaran hak ciptanya, namun disisi lain konsumen ingin tetap menggunakan aplikasi tersebut tanpa harus membayar dengan harga yang semestinya.
4.Pelanggaran Etika dan Keamanan Jaringan.
Istilah yang cukup familiar dalam point ini mungkin adalah Hacking ataupun Cracking. Dimana pada suatu kondisi terjadi tindak pengaksesan data, manipulasi data, pencurian data, dan lainya untuk kepentingan tertentu namun merugikan orang lain.
Pada beberapa kasus, kegiatan ini tidak begitu terasa misalnya si penyusup hanya mengakses informasi secara ilegal. Namun pada kasus lain dimana telah terjadi tindak manipulasi data, pencurian data, perusakan tampilan suatu web dan lain sebagainya, kegiatan ini terasa begitu merugikan.

Berbagai bentuk yang saya coba tuliskan diatas mungkin hanya sebagian kecil dari bentuk tindak kecurangan yang ada di dunia IT.
Semuanya dikembalikan lagi pada diri kita, sebagai orang yang mempelajari dan berkecimpung di dunia IT, mau jadi praktisi IT yang seperti apakah kita nantinya. Jadi orang yang bebas dari tindak kecurangan tersebut diatas, yang bagi sebagian orang disebut sebagai yang “lurus-lurus saja” ” tidak ada tantangan”. Atau menjadi orang yang terlibat dengan tindak kecurangan tersebut.
Semoga ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan pembelajaran bagi kita semua.

1 komentar:

Brilliant mengatakan...

write your opinion overhere..

Posting Komentar